Kau Buat Aku Bertanya

Sunday, December 15, 2013

Ketika kita percaya, dan menaruh kepercayaan
Tapi kita tidak butuh dia tau
Mendoakannya setiap lima waktu,
Tapi bahkan kita lupa sering menyebutnya dalam doa
Ketika dalam susah yang kita yakinkan adalah
Suatu hari kita akan bahagia bersamanya
Ketika yang kita inginkan hanyalah menjadi yang paling baik baginya
Ketika kita memutuskan untuk sakit dahulu
Hanya demi masa depan kita dengannya
Ketika dipagi hari, namanya ikut bangkit dalam kepala kita
Dan pikiran tentangnya mendominasi hari kita
Ketika yang kita sukai hanya mengingat saat kita dengannya
Yang menjadi hiburan tersendiri

Ketika dia menjadi sosok yang begitu sempurna di kala kita kebingungan
Ketika kesabarannya menginspirasi kita, untuk membuat tulisan ini.

Ketika hadirnya menjadi satu-satunya yang kita harapkan.
Untuk membunuh sepi kita, mendengarkan kita.

"Kau buat aku bertanya, kau buat aku mencari, tentang rasa ini, aku tak mengerti.
Akankah sama jadinya, bila bukan kamu?"

Saturday, December 14, 2013

They named it love, I named it you.

I Signed Your Name

It's always time like this when I think of you and I wonder if you think of me. -Vanessa Carlton, A Thousand Miles

I always hate to talk about my personal love story ever since I couldn't find any sweet because we were stucking in a long distance with limited connection caused of his current college, I thought it was, but I realized something why I love so much to listen that kind of lyric since then, lyric will always be something we can't verbalize in sentence, and how I love to searching for the same lyric and collect some sad songs, I was in love with sadness things, sad lyric, sad novel, sad ending story blabla but it's now different when I only heard that kind of lyric without feeling anything yet numb, when thing I only did is looking at nothing without even thinking of anything, deep inside, it's him.

To be more dramatic, or disgusting, I'm losing something, like a half of me is now being so faraway and I'm desperately lonely, I done my work feeling nothing, fortifying myself with higher laziness each day, then sleep became the best thing I love, sleep and dream...nothing, feeling like life is that empty and the most thing hate is, being alone when I'm being surrounded by a lot of people, a lot of friends, and college stuffs, becoming angry with everything, bothers myself with bad minds, and even get angrier, doing nothing, wasting time, and so much thing I can't type. 

Just because I loved to watch some of Hindi movies since here so I became this ridiculous. *self pukpuking*

I once, or often said, and wrote that long distance couldn't break two hearts those really want to be together, seriously, distance is not an obstacle, it is just only a journey in somebody's life, to me it does, it did, it wasn't this hard when I woke up in the morning reading your text or when I could tell you anything whenever I want, it was just never this hurt when the only thing I need is to hear your opinion and you were there, seriously, now I'm in so low term of life and I need you there.

I wasn't give up and I know how your feeling when you once sorry-ing me about this situation, we always find the way, I believe in that because that was always true in a long journey of our relationship, we always find the way back home, and I don't blame you, I don't blame this situation, I know it's also hard to you even we tried to skip all those sadness crap when we found time to say hello and having a long of chit-chat, a long means the longest was a day, the shortest was like we just did, shorter than 10 minutes, and then you promise to call me later, you know what, I don't hope too much, I won't be sad when we can't having phone-call this week, I won't let things change, I won't change, I will stay.

...the fight for you is all I ever known, so come home. -One Republic, Come Home.

Forgive me for being too dramatic or I'm a very dramaqueen, sometimes I know I will think of what my friends always asked, "What makes you really sure?"-kind of questions, I think love does, I think 'love' is the best reason to make thing seems so forgivable, no, I think I don't make any mistake of loving you and I let it grow higher everyday, I confused with my current life, and all I do is I hope to not blame you for not being there when I really need, I'm scare one day this distance seperates us, I'm scare if one day we remain ex, I afraid to not end up with you, because you're the only thing that lives inside, the one I share my life with, and the reason why I keep silent this far.

Distance means so little when someone means so much...finally I type this :( I used to think that when we ikhlas enough, we don't have to type that kind of things, hope this doesn't make me less ikhlas.

It's Hard When...

Friday, December 13, 2013


*clears throat*
Untuk mereka yang belum mengerti, maka disini aku ingin menjelaskan tentang keinginanku, tentang impianku, tentang harapan dan cita-citaku, masa depanku, disini aku ingin menjelaskan tentang hidupku, tentang mengapa aku merasa tidak enak, merasa menyusahkan, seringkali merasa insecure dengan apapun, seringkali duduk termenung di gelap, terdiam sendiri dengan hp dan headset, duduk berjam-jam dengan lagu bervolume keras, seperti menganggap sekitaranku hanya ilusi, lalu aku sibuk dengan duniaku sendiri.

Sungguh bukan merumit-rumitkan, bukan merasa pandai untuk merangkai kata-kata lalu mengajak kalian merasa bahwa hal-hal aneh itu dapat diterima, tidak sama sekali, tapi jujur, jika ditanyakan kenapa aku lebih suka sendiri dan melamun panjang daripada tertawa-tawa dan berinteraksi dengan orang-orang juga melakukan hal-hal yang menyenangkan, aku sendiri tidak tau, aku hanya melakukan sesuatu yang rasanya lebih nyaman untuk diri sendiri, lebih aman, aku nggak pinter bawa diri, dan diatas apapun aku orangnya emang suka canggung kebangetan, aku ngerasa lebih baik mencari tau kemana yang harus diliat daripada dengarin omongannya kalo lagi sama orang, diatas apapun aku emang susah 'nyaman' sama orang, maka dari itu, kenapa kalo udah nyaman rasanya nggak boleh jauh lagi.

Weird, adalah satu kata yang dengan jelas menggambarkan aku, jadi kalo aku lagi aneh, aku harap kalian ngerti, kalo aku lagi awut-awutan, kalut, dan banyakan diem daripada ngomong, kadang-kadang juga keliatan kayak marah, itu berarti aku lagi nggak nyaman sama diri aku sendiri, itu berarti aku lagi nyari cara supaya aku terlihat normal didepan kalian, kadang-kadang aku capek kalo setiap hari harus seperti itu, aku pengen normal-normal aja kayak orang-orang kebanyakan, tapi apakah menjadi minoritas adalah kesalahan? Apakah kita diberikan pilihan sebelum memutuskan akan dilahirkan seperti apa? Lalu inilah aku, yang diam-diam mengusap air mata di pojok ruangan, yang berkhayal tentang hal-hal yang indah karena segitu desperatenya sama keadaan dan merasa suatu hari akan ada hal-hal yang indah yang akan terjadi dan nggak ngebiarin aku sedih dan ngerasa nggak nyaman lagi.

Aku udah terbiasa dengan apapun yang aku cintai lalu diambil, aku sudah kebas dengan hal-hal seperti itu, makanya kalo aku lagi sendiri bukannya hal itu aku buat-buat untuk bikin kalian susah karena ngerasa aku lagi aneh, aku emang kayak gitu adanya, sendiri bukan masalah, karena aku udah kebas dengan kehilangan dan aku pasti selalu merasa kalo semua orang yang ada sama aku sekarang pasti suatu saat pergi dan aku sendiri lagi, jadi tolong jangan kuatir berlebihan, seperti yang tadi udah aku bilang, anggap aja aku aneh, nggak apa-apa, asal nggak mempertanyakan hal-hal yang aku sendiri nggak bisa jawab kenapa aku seperti itu.

Kenapa sih kadang-kadang aku suka nge-jokes di tweet, status, atau bisa ketawa-ketawa sama kalian? Itu berarti aku lagi seneng, ada sesuatu yang bikin aku seneng makanya aku bisa seneng terus, maka jangan rusak momen itu dengan pertanyaan-pertanyaan kalian.

Sungguh, aku pengen jadi normal dan ngelakuin hal-hal normal.

Kenapa aku panikan? Sampe satu dosen pernah bilang, "Kamu itu sebenarnya pinter suci, makanya saya suruh sama kamu, tapi kamu panikan, worried, sedikit-sedikit kalang-kabut, makanya jadinya berantakan." mungkin karena aku terlalu takut sekali aku buat kesalahan, akan berdampak besar kedepannya, makanya aku selalu ngerasa, kalo berbuat apapun, kesempurnaan yang harus dikedepanin, padahal emang hal itu yang bikin aku selalu harus jaga-jaga dan worried ujung-ujungnya.


We're all experience bad things, sangat manusiawi, kan? Tapi ada diantara kelompok mayoritas itu yang sulit untuk melepas penyesalan yang membuat semua hal kedepan penuh keragu-raguan.





Note To Self

Ilusi terkadang mengubah cara pandang, semakin tinggi ilusi yang menempatkan kita berada disuatu titik yang tinggi, akan mengubah persepsi kita tentang hidup kita yang sederhana menjadi sesejajar mimpi itu, kita bisa merasa tinggi, padahal tidak ada yang bisa menghubungkan kita kesana, ada saatnya datang waktu-waktu jenuh yang membiarkan kita larut pada 'keadaanyang sebenarnya' yang sebenarnya 'lebih banyak membingungkan' tapi kita menyangkalnya karena lebih mempercayai ilusi yang bermain di kepala kita.

Rumusnya sebenarnya gampang, stay true to yourself, jangan dibikin bingung, dibuat fake padahal cuman ada di otak kita, alhasil kita cuman bisa desperate tapi karena merasa terlalu 'susah' untuk move on dari hal-hal semacam itu, kita perlu untuk 'jujur' apa yang telah menjadi keadaan kita, jujur menjadi diri sendiri diatas titik yang bisa kita capai dalam hidup, jujur untuk gak nyombongin apapun karena nggak punya apapun untuk disombongin. :)

Stay true to yourself, karena selalu ada kebahagiaan dibalik semua kesederhanaan, jalannya hanya bersyukur, jalannya hanya, melihat bahwa apapun yang sudah ditakdirkan tidak pernah menjadi kesalahan, hanya kadang yang harus kita lakukan adalah memahami diri kita sendiri, lalu bekerja keras untuk mimpi-mimpi :)

Deal With It!

Friday, November 22, 2013

Do you feel comfortable being yourself today?

Satu pertanyaan yang sering ganggu banget selama ini, mungkin karena jauh di dalam hati, saya ngerasa nggak nyaman buat jadi diri sendiri, miris ya, kenyataannya, semua orang berjuang keras dalam hidupnya saya malah ngerasa nggak nyaman berada di tubuh sendiri, saya lagi pengen berantem sama batin yang suka ngelunjak banget, jiwa yang suka bertolak belakang banget banget, sama kadang-kadang saya lebih suka ngomong yang sebenarnya saya nggak suka, bertolak belakang sama hati, mungkin cuma sekedar ngerasa nggak enak, atau kadang-kadang bohong itu baik kan? :p

Saya tipenya tuh suka merhatiin kelakuan manusia, trus keluar deh 'tabiat' pengen jadi kayak si ini, kayak si itu, slalu ngebayangin jadi dia itu lebih enak, jadi dia yang itu apalagi, akibatnya, walaupun kita ngerasa nggak pernah ngikutin siapa-siapa tapi kenapa ya apapun yang dibuat rasanya fake aja, nggak ngerasa itu pengennya kita, tapi ketika nanya jujur sama diri sendiri, "Sebenernya enaknya gimana sih?" Jadinya malah kayak "harus ngapain sih biar jadi kayak gini?" dan kita ngelakuin hal-hal yang seharusnya biar keliatannya kayak apa, bukan asli pengennya kita, jadinya malah mengerikan, kayak akting tiap hari.

Saya sering ngerasa nggak pengen banyak ngomong, tapi takut dikira sombong atau judes, saya males kalo orang tau saya moody, saya males dianggap tertutup, lagian saya rasa, kalo nggak ngomong nanti dikira sombong, dikira ini, dikira itu, so typical me, slalu nggak nyaman sama pendapat orang, why cant just quite and feel okay? Malahan kalo banyak ngomong lah ujung-ujung kepikiran dari tadi cuap-cuap terus ngobrolin apa? Nyakitin si ini nggak sih? -_____- My head is a madness.

Gitu juga soal mau milih sesuatu, thats terrible to pick things and mind says, you have to pick one describes you a lot, saya emang udah dua puluh tahun, tapi saya bingung kalo disuruh milih saya cocoknya kayak gimana, milih baju, susah, milih apapun, ribet, karena nggak pengen terakhirnya nyesal karena menurut orang  keliatan mencolok, nggak pas banget, aaaarggghhh. Well, deep inside I know I don't have to write all the things in my blog, but I don't have friends to share things with, pacar lagi masa pendidikan di salah satu sekolah pelayaran dan nggak bisa komunikasi karena dilarang bawa hp, and we're in a long distance relationship, what wasn't perfect? -_____- lagian ini juga bentuk curhat yang bisa diceritain cukup disimpen aja.

Tapi kalo suka mendam, jadinya nggak banyak temen, trus dicap tertutup sama orang dehhhhh.

Well thanks, blog! I know what's that so matter in me now, sebenernya dari dulu udah tau, saya risihnya gak pernah datang bener-bener dari diri sendiri, sekali diomongin, "Eh, gendutan ya..." Dulu mah masa-masa SMP sama SMA ngerasa yaudah deh udah takdir kali, but as I grew up, aku udah mulai nggak nyaman, dan akhirnya sempet kurus juga, sempet udah sampe 43 tahun kemaren dan tulang pipi nonjoooool, tapi sekarang udah kembali kayak dulu hahhaha

Rudeeeeee hahahahaha 
Some people thinks I'd better look with chubby cheek, but I hate that so much, I don't know I just feel to be skinny is to be happy, fleksibel aja gitu, muat semua baju lagi, tapi udah beberapa minggu setres gegara UTS dan banyak MK susah, banyak tugas, banyak ngeresume, alhasil, banyak makaaaan dong, ngemil coklat juga banyak, udah setahun di Lhokseumawe, baru di semester tiga ini saya ngerasa banyak banget jajan, jajan coklat tiap hari, but chocolate describes me a lot, that's my forever problem :D Kalo malam itu orang-orang ngehindarin buat liat pos makanan di instagram, saya malah liat-liat instagramnya bakery-bakery yang ngehias cake lucu-lucu gitu, pokoknya, kayak saya lupa deh gimana dulu dietnya, lupa gimana dulu udah seneng karena muat hampir semua baju mamak saya (Ya, saya suka bongkar lemari mamak, dan mamak saya waktu mudanya kurus, kurusnya pake banget lagi -___-), udah lupa gimana nahan makan buat dietnya juga hahahah
So, what is the point with having imperfection personality? We have to enjoy things, nyoba pelan-pelan buat nerima apapun keadaannya gimanapun bentuknya, trying to be honest and deal with ourselves, menikmati semua hal dan sadar kalo kehidupan orang-orang itu udah sejalan dengan takdirnya, tapi tetap bisa kita ubah nasibnya, I just love this feeling (Thank you, blog!!!!) the thing is, I'm still learning myself, I'm still trying to in love with myself, cause if I'm not, who else will? :)


Nothing Compares Weekend's Feeling

Sunday, November 17, 2013

Niat buka laptop buat belajar bikin neraca pelajaran SIA, tapi berhubung susah banget, nyari-nyari di google tutorialnya juga nggak sama, yaudah akhirnya mampir kesini lagi deh, mau nulis apa? Nggak tau, nggak ada yang harus di tulis, kepala lagi nggak korslet jadinya nggak bisa bikin puisi (eh, bukan puisi juga sih, ya yang mirip sama post sebelumnya itu :D), bukan berarti kepala lagi pas juga, nggak terlalu berantakan, bukan berarti nggak berantakan--nah, ini kayaknya yang cocok.

Nothing compares weekend's feeling. Saya bukan tipe orang yang suka weekend dan berharap banget weekend tiba, alasannya, saya nggak tau mau kemana dan palingan cuma berada di rumah, males-malesan, atau kalo nggak ya ngerjain tugas, selesai tugas, duduk-duduk lagi sampe akhirnya senin lagi, saya selalu pengennya senin cepet datangnya karena saya jadi punya sesuatu buat saya kerjain, belajar di kampus, ngabisin waktu di kampus sama teman-teman, pokoknya kalo udah senin dan saya mulai disibukin sama rutinitas lagi, saya jadi lebih lega, alasannya, ya karena itulah tugas saya merantau kesini, alasan lainnya saya 'nggak terlalu suka' weekend karena saya disini nggak punya motor, jadi kalo mau keluar pun saya harus naik angkot, yang berat dari naik angkot adalah saya belum benar-benar tau kota ini gimana, trus ya, emang nggak tau kemana. Belakangan rutinitas waktu weekend jadi beda, malah jadi yang saya tunggu-tunggu :D Karena emang ada sesuatu, yang bisanya cuman di dua hari itu aja.

Tapi, tetap aja berat karena perasaan kurang betah muncul lagi, tapi apa yang bisa saya lakukan?

-----

Pernah tau nggak sih gimana rasanya merasa diri sendiri selalu menghandle kehidupan orang lain? Walaupun orang itu orang terdekat kita? Dia selalu nyerahin segalanya sama kita dan ngorbanin apa yang dia suka karena dia tau kita lebih suka, jadi dia ngikutin aja apa mau kita, kebetulan, saya nggak suka berada di posisi itu, jadi, bad feeling comes from that, after thousand things that enough made me down today. 

I always learn to be a thankful person so I try to always thanking God of anything instead of writing stuffs that frustrating me, so far God was so kind to me, jadi, saya rasa nggak ada hal yang lebih baik daripada mensyukuri apapun yang telah kita miliki, hal itu bikin saya ngerasa lebih hidup, and I found myself smiling, menandakan kalo saya bahagia udah sejauh ini, terkadang memang berat dan slalu ada aja yang dikasih, pertanda Sang Maha Baik sedang kangen-kangennya sama kita dan pengennya kita ingat Dia, jadi, nggak ada salahnya meminta, meminta hikmah-hikmah terbaik dari keadaan sekarang, kalo udah terlalu berat, serahkan pada-Nya, Dia yang lebih mengerti, dan di dunia ini memang ada banyak hal yang nggak bisa kita selesaikan sendiri, maka sebaiknya kita pulangkan pada-Nya.

Pardon me to write this kind of writing, I shouldn't have to open up all the things to world, but this is my blog, my own world, so I only want you to know that you can always say everything about things you like without asking me what to do about it, because that was really uncomfortable me, dan bikin saya kepikiran kayak sekarang, anyway, I miss everything right now, I miss my Mom, my family, him, my friends, my hometown and how I miss the feeling when I go around Ulele, with the bright sky and the blue wide beach, so fine feeling. :)

Another Night

Saturday, November 16, 2013


Ku buka diaryku, 
Kadang ingin menyinggungmu dengan sepatah dua patah kata
yang pernah ku tujukan kepadamu
Kadang hanya ingin mengulang,
masa-masa yang telah lalu
Kadang hanya ingin melihat wajahmu, 
Yang ku ukir manis dengan kata dibawahnya
Kadang aku ingin mengingat, 
Segala hal yang pernah kita lewati

Ku lewatkan beberapa lembar,
Karena tetesan itu mulai mengalir lagi,
Satu detik, dua detik, hingga kemudian deras
Menyapu keresahan di malam pekat mencekam

Seketika memori membawaku berkelana
Ketika itu, denganmu
Suatu sore ketika tanah basah, hujan baru saja turun
Kita berkeliling,
Mengitari seputara pemukiman
Aku tertawa, kau fokus, melaju dengan vespamu
Vespa hijau tua

Atau beberapa waktu dimana
Kau menunggu di luar gerbang sekolah
Dengan kemeja berkerah merah jambu.
Menjemputku pulang

Sering dimana kita menghabiskan siang di tempatmu mencarikan kami kehidupan
Terik, dengan langit berwarna biru muda, cerah

Teringat waktu kecil dulu,
Kau pulang membawa kue mini dengan gula-gula warna-warni

Atau seringkali mencarikan apapun untukku, dimanapun, segalanya.
Untukku.

Kau berwujud malaikat dengan tangan kasar,
Bekas kerja keras,
Simbol pantang menyerah,
Meski sering kalah

Lekuk bibirmu terkatup, 
Menyisakan tanda kau terlalu tertutup

Matamu yang coklat keabuan, 
Letak pekat keletihan berabad

Teringat dimana aku sering mengabaikan,
Hal benar yang kau utarakan
Dimana aku sering kalah,
Karena padamu ku sering salah

Dimana akhirnya kita berpisah, dan aku mulai menanti hari itu
Aku mulai meniti jalan ke depan dengan harapan,
Di hari itu aku kembali dipertemukan denganmu,
Kan ku ceritakan padamu tentang mimpi
dimana yang dulu sering kita bagi,
Sudah ku penuhi

Keresahanku menenggelamkanku lagi, ke memori lama itu
Yang menggambarkan tawamu, senyummu, amarahmu, tatapanmu
Menceritakan banyak hal tentangmu

Ayah,
Aku rindu, 
Teramat rindu..

Untitled.

Thursday, November 14, 2013

Mendung menggantung pekat pertanda hujan akan datang sebentar lagi, aku berusaha menjajari langkahku dengan teratur di pinggir lorong, mengatur agar tidak terlalu ke tengah dan bisa saja tertabrak kendaraan apapun yang lewat, orang-orang berlalu lalang karena disini adalah daerah ramai dengan pasar, sekelompok pemuda berjalan bersemangat menuju memasuki mesjid yang berdiri megah dan menjadi puncak tertinggi di dekat jalanan itu, orang-orang tua, anak-anak kecil, yang ke semuanya laki-laki, didominasi warna putih, memasuki daerah itu, hari ini jum'at.

Aku tetap menundukkan pandangan lalu berjalan gontai menuju rumah, hanya sejenak sempat ku perhatikan keadaan dan kemudian aku kembali disibukkan pikiranku sendiri, dengan alunan nada-nada indah ditelingaku, wajah orang-orang melintasi kepalaku, satu persatu, teratur dengan urutannya, selalu begitu, setiap hari, setiap hari hingga aku pusing, hingga aku pikir lebih baik ku kerjakan tugas akuntansi biayaku dulu karena itulah alasannya aku disini.

Pengap, pengap sekali sampai rasanya ingin muntah, pengap sekali hingga ingin sekali ku muntahkan pikiranku, ku abaikan setiap elemen perasaan yang menusuk, mengapa aku belum sepenuhnya menyayangi diriku sendiri sampai aku belum bisa mengetahui apa sebenarnya yang ingin ku cari? Mengapa terkadang mimpiku banyak sekali, lalu hilang, menguap begitu saja, seperti hari ini, pathetic sekali, tidak bersemangat.

Lalu mulai gerimis kecil-kecil, tumpah satu-satu di puncak kepala, apa yang ku cari? Tanyaku disini, masih dalam sepi.

R

"Kau seperti, nyanyian dalam hatiku 
yang memanggil rinduku padamu,
Kau seperti udara yang ku hela,
Kau selalu ada." 

Aku sering berhenti melakukan apa saja yang sedang aku lakukan kalau aku menangkap bola matamu memandang lurus kearahku, sudah lama, dan masih salah tingkah, ingin sekali tidak memamerkan senyum tapi tinggallah bibirku yang tertarik sendiri menyunggingkan senyum, hari itu, adalah kesekian kalinya kita bisa ngumpul berdua setelah beraktivitas sama-sama, di kampus masing-masing, dengan rutinitas masing-masing.

Tentu saja itu dulu, sejak belum sekalipun mempermasalahkan jarak.

Hari itu berbeda ketika kita sangat menikmati apa yang sedang kita lakukan, hamparan biru di depanku dan ada kamu, sudah cukup, aku ingin menikmatinya dengan diam saja tapi bukan aku namanya jika tidak terus mengoceh, kadang kau menyunggingkan senyum atau sesekali tertawa, nonsense, apakah kau berpikir seperti itu?

Aku rindu, pada laut, yang selalu menjadi tempat nomor satu paling sering kita nikmati bersama, dulu, aku tidak pernah tau jika ada orang lain yang memandang gugusan biru itu sama sepertiku, kita sering membicarakan mimpi, masalalu, segala hal, mungkin terdengar garing sekali pada orang lain tapi untukku itu slalu menjadi topik nomor satu, ombak bergulung riang disambut oleh suara mesin kapal yang dihidupkan, pagiku, bersamamu, pernah kita habiskan di tempat itu, sekedar berjalan, melihat biru, lalu bercerita lagi, sekedar menoleh ke belakang, atau aku, yang begitu bersemangat bercerita tentang hal yang akan datang nanti.

Aku selalu dilanda rindu, tentangmu, tentang laut biru, tentang tawa dan canda bersama, tentang perjalanan yang tidak akan ada titik ujungnya, roda-roda yang berputar, membawa kita menyusuri segala tempat yang kita inginkan dan kita mulai bangun cerita baru, di hari itu, di hari yang lainnya. Aku rindu, pada senyum menentramkan nan misterius, tentang tawa lepas yang kadang mengejek, tentangmu, yang selalu ku rindukan, tentang hari yang belum terbenam, kita menikmati panas ataupun hujan.

Tentang kata-kata manis, atau ocehan-ocehan membosankan (yang selalu terbanyak dari aku), rindu ketika kau diam, terkadang panik, terkadang marah.

Rindu, pada kota pertama tempatku mengenal angka, rindu pada Ibu, yang selalu membasuh perih, rindu padamu, yang selalu menentramkan dan mengerti aku.

Hanya itu, hanya aku rindu.

Karena Benar di Dalam Luka, Ada Cahaya

"Kakak gimana responnya kalo dibilang sok alim?" dia memainkan ujung hijabnya sebelum akhirnya menatapku, aku tertegun, jujur ini bukan pertanyaan yang biasa kudengarkan ditujukan kepadaku, aku tersenyum samar dengan tetap menyembunyikan sakitnya sayatan di telunjuk kananku, mungkin senyumnya jadi keliatan meringis karena ia mulai mengeluarkan tissue lagi dan meraih telunjukku dan mengelap darah yang keluar, setetes, setetes, lalu deras.

Aku kembali meringis, kulihat ia mulai membalutku dengan rajut yang merupakan sarung tangannya yang ia balutkan ke jari telunjukku.

"Kadang, kita emang nggak perlu terlalu banyak dengar orang, kalo kita niatnya baik." Aku rasa itu bukan jawaban yang tepat, karena aku juga sering mengkhawatirkan hal ini, dan jawaban itu tidak pernah memuaskan.

Ia tersenyum tipis, mengangguk samar, lalu kembali menceritakan tentang koleksi-koleksi khimar dari seorang yang ia idolakan di instagram, jujur aku sama dengannya, ingin sekali mengenakan khimar-khimar itu, lalu bagaimana jika kelihatannya sok alim?

"Tadi, orang ini juga ketawa liat Puja kayak gini lho, kak, mereka nanya, mau yasinan dimana?" Ia tertawa, memamerkan deretan giginya yang rapi dan putih, aku ikut tertawa, "Tapi, kadang kalo itu udah jadi yang nyamannya buat kita, ya kita jalanin aja kak ya." Ujarnya.

"Respon mama gimana puja?" Aku bertanya, memerhatikan bunga dari kain nylon yang tertata cantik di dada bagian kirinya, berwarna abu tua, serasi dengan hijabnya yang berwarna abu muda.

"Mama bilang cantik kak, cantikan gini." Ia tersenyum lagi.

*****
Ia selalu anggun, rapi, tidak banyak bicara, teratur, dan santai, kadang ia merespon banyak hal dengan senyum cantiknya, setahun lebih muda dari saya (Saya kuliah bareng angkatan 2012 Fyi), bernama Pooja, tapi bukan dari India, malah keturunan Cina, masih tulen, tapi parasnya tidak menyiratkan sedikitpun darah Tionghoa itu, mungkin karena Ayahnya adalah keturunan asli Aceh. Akan jarang sekali laki-laki yang tidak akan terpesona dengan tipe yang seperti ini, dandanannya yang dewasa dan elegan menggambarkan hal-hal smart dalam dirinya, pembawaannya yang slalu anggun dan lebih banyak tersenyum atau tertawa daripada mengeluarkan sepatah kata, aku bahkan heran jika masih ada laki-laki yang meninggalkannya di usia pacaran mereka yang memasuki dua tahun, aku tidak bisa menebak jika itu alasannya tetap sendiri dan 'tidak pernah sibuk dengan hal itu' hingga sekarang.

Tadi siang, ada insiden kecil di kantin Koperasi Mahasiswa Ekonomi Unimal, yah, nggak gitu-gitu amat lah, saya aja yang ceroboh bisa tersayat telunjuk kanan, sampe sekarang darahnya masih netes, alhasil, rencana mau 'buka puasa' setelah tidak makan dari pagi pun jadi terlupakan gegara sakit telunjuknya kebangetan, trus kita menuju ke bukit tempat yang dulu kita sering datangi, kita, bersepuluh, yang udah ngerencanain mau ngerjain temen kita Cudde yang ultah sabtu ini, mulai akting disana, skenarionya, Fina sama Dian lagi marahan, mereka diam-doiaman, dan kita nyuruh Cudde buat ngomong nengahin mereka berdua, sengaja banget mereka pilihin pohon yang tidak terlalu besar buat duduk-duduk dibawahnya yang kemudian jadi tempat buat ngikatin Cudde pake tali plastik dan kemudian baru diceplok telur plus tepung plus aneka zat berbau tidak menyenangkan lain, hahaha, my friends are indeed rude, but I love them so much :)

Karena kondisi lagi lemes banget dan ada Puja yang perhatian banget, pas di Kopma tadi, dia langsung ngikatin telunjuk ini pake sarung tangan rajutnya yang sampe sekarang udah berwarna merah tua kehitaman karena darahnya banyak banget, saya dan puja duduk-duduk aja karena nggak jadi sasaran empuk Cudde buat balas dendam, jadi kita ngomongin banyak hal.

Saya udah mulai 'hal itu' dari hari selasa dan respon dari teman-teman masih kayak "Kesambet apa kak?" atau "Mimpi apa ini orang semalam pagi-pagi mendadak alim?" -____- dan sebelumnya, I had a long conversation with Puja about this, kita suka buka instagram-instagramnya hijabers-hijabers yang syar'i, dan Puja, as long as I know, is dreaming into that way, pengen banget, saya nggak tau kenapa dia milih saya buat nyeritain ini, dan saya juga bersyukur alhamdulillah kita berdua udah memulai, walaupun belum terlalu panjang, tapi udah mulai cukup nyaman :) 

Belakangan saya ngerasa apa saya pantas? Dan karena pikiran-pikiran nggak enak lain yang bikin saya merasa saya harusnya jadi orang biasa aja yang nggak jadi pusat perhatian, tapi Astaghfirullah, saya memang nggak mau jadi pusat perhatian, makanya kita 'menutup', kan?

We had a long and nice conversation and she inspired me a lot of the way she thinks or her point of view about something, mungkin kalo jari saya nggak kesayat, dan kita nggak duduk berdua kayak gitu, saya udah kembali dengan pikiran-pikiran 'aneh' saya, but as long as Allah is soooooo kind to me Alhamdulillah :') Allah made it today, He shows His grace again, for more than billion times in my life, and I know what I should choose, I know myself, and I always wanna be thankful for anything.

Dan pas mau pulang juga, Puja sempet ngomong soal jodoh, sedikit, kita sama-sama banyak diam kalo soal ini, tapi diantara pengen banget ngebahas, hmm, I just speechless when she said this, I've heard a lot but today was different, she said, "Jodoh itu cerminan kita kak, ada di surah An-nuur ya kalo nggak salah, nggak akan tertukar, wanita yang baik pasti untuk laki-laki yang baik pula."

Ia kembali tersenyum, dan memeriksa lukaku sekali lagi.




Pooja, beautiful girl with the kindest heart, one in my life :)


This is us, my best friends, my best sisters, ada beberapa orang yang nggak masuk disini, I just want them know that I will always love them, ever! 

A Thousand Miles

Saturday, November 9, 2013



I'm no longer looking miserable, I wish not.


Wednesday, September 18, 2013

Love waits for one thing, the right moment.

One Day You Will Living The Dreams

We are going through the worst feeling whenever we want to get fresher, we cry, we faced pain, how worst when the lonely feelings came almost every nights, we faced it convincing ourselves that tomorrow we will find friends around to talk, to laugh, and the night came again, over and over again being a lonely girl when everything seems allright.

We pretend because we had tired to try, to explain but they feel we were arguing, it's bad to feel like we face our life alone, no place to share, but it's true, in the end, we are one responsible of our own happiness right? So I feel okay this time, and I will stop complaining like they always saw me I was a spoiled brat, the reason why I'm still here are mom has lots of expectations in me, my dad raised me to be better always better than what he had in the entire life, not always about my family, I have my own expectations like I'm keeping my faith, I don't know if there is still a hope that stands in me, I'm no longer believe in anything since my dreams are all like failed, ridicilous, the point is people, or my sister always convinced that I'm still having the chances, not like her today a twenty nine housewife with two little kids that regret a lot, she acted like she regret, eventhough I saw she is fine all the way, we pretend, like us too,

Future seems far yet close now, my friends are getting married, I was grown up believing like married s the state of future looks like, c'mon, so common thoughts right, but that's not what I believe I have to do since I have strict of destinations in my head, but now seems far to me to reach my goal, so, I made this note hoping all the bad things in my head will go away.

Because success is a state of mind, start thinking yourself as a success, I only wanna be happy living my dreams, because I desperate to see nothing works until today while people traveled around their dreams in the same age like me.

Try harder, probably, don't always sit while people is trying to build a chair, yes, you might feel more bitter than this living the way to get the way you want, I just have to believe that one day I will get it too, to get to what I like, to living my dreams, live with people I love, in the brighter day, in a beautiful place, there will be no more pain inside, we just happy. I hope at least one day I will feel it, because if we don't have strict problems, that was not a life, right? :)

Pengukuran Menentukan Perilaku

Tuesday, September 17, 2013

#nowplaying Espen Lind-Scared Of Heights.

Pengukuran menentukan perilaku, pepatah lama, kebetulan aja baru saya dapat dari buku cetak Sistem Informasi Akuntansi (SIA) saya, karyawan cenderung untuk memusatkan usaha mereka terutama pada tugas-tugas yang diukur dan dievaluasi, waktu kerja tim bikin suatu event, sering banget kejadian orang-orang sibuk kerjanya pas lagi diperhatiin pimpinan atau audience, caper, cari muka, kasarnya. Pertanyaannya, mau sampe kapan? Mau sampe kapan selalu ngerjain sesuatu kalo ada mata orang yang merhatiin terus menilai, mau sampe kapan jadi pribadi yang hidupnya pengen aman-aman aja dengan caranya kayak gitu?

Kenapa harus ada pengukuran? Seandainya pengukuran itu nggak ada, maka nggak ada perbandingan, nggak ada anaknya si "A" itu jauh lebih membanggakan dari kita, maka hidup akan aman-aman aja, mau sampe kapan orang mikir buat dongkrak semangat itu harus pake acara bandingin sama orang lain dulu? Bukannya kalo dibandingin itu, konsekuensinya bisa aja seseorang jadi ciut dan ngerasa diri nggak berguna?

Terlalu banyak yang "perlu diubah tapi sulit jadinya nggak dipikirin" di dunia ini. Kata saya.

Dia Anakku #PeopleAroundUs #Day2

Monday, September 16, 2013



Namanya Muhammad Faiz Aulia, dia yang paling ku rindukan, sudah berusia satu tahun enam bulan lebih satu hari pada hari ini, ocehannya yang masih cadel belum sempurna, tawanya yang polos dan jujur, aku rindu setiap hari kami menghabiskan waktu bersama-sama, dia susah diajak makan, jadi aku mencari cara apapun agar dia mau makan, dia suka diajak berjalan-jalan, jadi ku ajaknya jalan-jalan ke sekolah dasar dekat rumah sambil menyuapinya, aku sudah bisa mengganti popoknya, aku rindu mengejarnya yang bisa berlari cepat sekali untuk ukuran anak seumurnya, rindu bermain dengannya, kangen sekali setelah tadi pagi kakak menelepon, lalu ia meminta handphone nya karena tau itu aku, dan ia menanyakan banyak hal yang ia tau padaku, seperti, "cek, ada bek ana?"  (baca: "tek, ada bebek disana?")

Dia anakku, tapi bukan anakku.

Backstreet Boys' New Album! ~ In A World Like This

Sunday, September 15, 2013

"We always want to the top of our previous albums, that's always our objectives." Nick Carter.

And, here's me being surprised of them, they are back! XD

Setelah frustasi patah hati mellownisasi berbulan-bulan gara-gara westlife bubar, beberapa hari ini udah mulai berbunga-bunga lagi abis ngedownload single terbaru bsb, In A World Like This, ini bahasanya udah kayak apaaaaa -___- yes, I'm surprised, malam ini abis ngerepeat lagu itu hampir satu jam, saya rencana mau share beberapa lagu yang saya suka sekali dari album kesembilan mereka (and now the band is turning 20 years old! Same like me -____-), ok, check this out: 


In A World Like This, first single ini ceritanya lagi jatuh cinta lagi setelah patah hati, saya suka musiknya yang ceria banget itu, asli bikin semangat. Enaknya di dengar pas mau tidur (IYA SERIUS) untuk orang yang dengar lagu sesuai mood kayak saya ini, lagu ini cocok buat tidur, instead of lagu-lagu mellow atau instrumen lullaby yang bikin cepet ngantuk, biasanya kalo feelingnya bener pas mau tidur, bangunnya pasti semangat (APAAN SIH!) iya iya bukan survey kok, cuma saya sering aja ngerasa kayak gitu.


Show 'em (What You're Made Of)
"You find the truth in a child's eyes
When the only limit is the sky
Living proof I see myself in you."
Seems a quote I need for now.


Beda sama In A World Like This, Breathe justru mendayu-dayu patah hati, tapi pas pertama dengar saya udah langsung suka, a lil bit reminds me of westlife's songs hehe :)) emang sih, nggak ada yang terlalu beda antara bsb sama westlife, yah, saya ngebayangin shane bakal nyanyi siap intronya -____-


Dan yang terakhir ada Madelaine, kalo westlife punya soledad, bsb punya Madelaine, that was what pops up in my head first time I listened to the song -_____- dengan nggak mau nyamain juga antara kedua lagu tersebut, oke, stop ngomongin westlife!!!! Ini bsb atau westlife sih jadinya (ketauan banget susah move on T.T) oke back to the point, I loveeee the lyric, n the part sitting in the bridge while his madelaine is writing in her notebook hoping one day it would be a story to tell, and she'd put in the movie. :)

Ini list lagu-lagu mereka se album:

1. In A World Like This
2. Permanent Stain
3. Breathe
4. Madelaine
5. Show 'Em (What You're Made Of)
6. Make Believe
7. Try 
8. Trust Me\
9. Love Somebody
10. One Phone Call
11. Feels Like Home
12. Soldier

Saya bukan ahli komentarin musik, but what I saw about this album was epic, atau saya yang udah kangen sekali sama boyband 90-an? FYI, saya emang prefer ke westlife atau bsb dibandingin sama One Direction atau The Wanted, nggak juga sama boyband Korea, Indonesia? :))

Lampuuk, Aku Kangen! #PeopleAroundUs #Day1

Saturday, September 14, 2013

Lampuuk, aku kangen :(

Sore itu, tanggal 26 januari 2013 adalah hari terakhir saya berkunjung ke Lampuuk, jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah, kurang lebih hanya lima kilometer, pergi kesana juga karena bosan sekalian jalan-jalan sore sama salah satu sahabat saya, putri, kami jalan-jalan tidak tau arah selama beberapa puluh menit dengan sepeda motor, sampai akhirnya kami memutuskan untuk menuju kesini.

26 januari 2013, tepat 97 bulan tragedi tsunami berlalu, ingatkah itu, kawan? Ketika itu saya baru berumur 11 tahun, dan masih duduk di kelas enam SD, pagi itu, hanya ada saya, mamak, dan ayah di rumah sedang santai sebelum memulai pekerjaan dengan makan biskuit dan teh hangat, abang saya tidak di rumah karena sudah bekerja di Meulaboh, sedangkan kakak saya yang bekerja di rumah sakit mendapatkan tugas jaga malam dan belum pulang, saya ingat beberapa menit kemudian gempa itu, gempa 8,9 skala richter itu memutarbalikkan duniaku dalam dimensi lain, semuanya seakan hendak roboh, tangisan anak kecil, teriakan orang-orang mendengungkan ayat-ayat Allah, hingga beberapa saat kemudian orang-orang berlarian dari jalan raya menuju ke ujung kampung, gunung, itulah yang dituju.

Gunung di ujung kampung itu bernama glee ceule, glee adalah gunung dalam bahasa aceh, gunung yang tidak terlalu tinggi, hari itu aku melihat orang-orang berlarian mendaki gunung, beberapa orang berusia lanjut yang berlari terseret-seret, anak-anak kecil yang digendong orang tuanya, termasuk aku yang digendong ayahku menuju puncak, dan disanalah aku melihat semuanya, air hitam yang membalut rumah, suara letusan-letusan ditengah banjir besar di desa-desa lain, ada monster yang menjelma menjadi air hitam nan pekat yang masih tergambar jelas di otakku saat ini.

Suasana diatas gunung lebih heboh lagi, orang-orang melantunkan kalam Tuhan yang mereka hafal, anak-anak yang menangis, ibu-ibu yang berteriak-teriak ketika letusan-letusan itu terdengar, bapak-bapak yang mengumandangkan azan, aku melihat teman-temanku menangis sementara aku masih belum mengerti apa yang terjadi memilih diam dibawah pokok kelapa, disamping ibuku yang mengadahkan tangannya dengan air mata yang meleleh di pipinya, dan disampingnya ayah berdiri mematung melihat banjir itu, aku sesekali menatap matanya, pikiranku jauh teringat hari-hari sebelum ini, pemandangan sebelum hari ini, teringat kakak-kakakku, teringat hari-hari ceriaku, disanalah aku tau, segalanya akan berubah setelah ini.

Kawan, tsunami adalah hal yang tidak pernah ingin kalian lihat.

Aku tidak dikejar-kejar gelombang ganas itu, seperti banyak cerita teman-temanku yang lain, tidak hanyut di dalamnya, rumahku bahkan tidak tergenang air sedikitpun, desaku selamat, dimana desa-desa tetangga sudah berantakan dilahap paksa gelombang maut itu, tapi aku mengerti, aku melihatnya, yang tidak ku mengerti adalah, mengapa pantaiku bisa berubah sedemikian ganas, beberapa menit saja ia bisa mengubah persepsiku tentang segala hal menyenangkan yang bisa kita temukan di pantai, aku suka pantai, sangat suka, dulu,waktu masih kecil, aku hanya suka sekedar berenang atau mencari kerang-kerang lucu, dan semakin besar aku menemukan banyak hal lain di pantai, tentu saja tidak di hari itu, pantaiku sudah berbeda.

Aku masih takut melihat ombak besar sampai sekarang, tapi aku sudah berani bermain-main air disana, kalau saja bisa disebut berenang, aku tidak bisa berenang, kawan, walaupun jarak rumahku hanya lima kilo dari pantai, aku belum pantas disebut anak pesisir sejati.

Tapi kadang, pantai juga memberikan nuansa lain, teman, seperti sekarang aku kangen sekali lampuukku, aku kangen sekali menginjakkan kakiku yang telanjang diatas pasir putihnya yang hangat, bermain dengan ombak-ombak kecil, aku kangen sunsetnya, aku kangen berlari-lari kecil disana, aku kangen duduk termenung di pinggirnya memikirkan banyak hal, disana, aku tidak pernah bisa sendirian, aku kangen sekali.

Pada akhirnya, tsunami sudah memberikan banyak sekali pelajaran, meskipun kami harus rela kehilangan banyak anggota keluarga besar kami, teman-teman kami, guru-guru kami, kami pernah merasa harapan kami sudah pupus saat itu tanpa tau kalau setelahnya harapan yang ada malah semakin besar, saya sendiri, pernah memiliki masa-masa berat kehilangan adik sepupu saya, Hilwa, yang saat itu tinggal di Lamdingin, saya pernah berbulan-bulan tidak banyak bicara terlalu banyak, saya, seperti kebanyakan anak lain saat itu, sudah hilang cerianya, tapi sekarang saya, kami semua, telah kembali pada harapan semula, semangat dulu kembali bangkit, bahkan lebih besar, kami sudah berada di tempat kami masing-masing, menyusuri mimpi-mimpi kami masing-masing.

sama kak putri, I'm so definitely gonna back there soon.

Lampuuk, saya kangen. :'|



Balada Bosan Part #1

Setelah saya liat-liat lagi, tampilan blog saya sekarang terlalu childish.

Yeps, it's true, tapi saya suka, saya lagi suka mainin warna dan berharap bisa memasukkan beberapa warna kedalam hidup saya sekarang, hidup yang sudah terlalu flat, bikin saya menguap tiap menitnya karena bosan, saya harap saya dapat melakukan sesuatu karena saya sedang nggak mood buat bikin tugas, lalu apa? Bukankah tujuan awal kesini cuma buat kuliah? Iya sih memang, tapi tugas bisa dibuat nanti malam atau pas mau deadline (common students, are we? :) saya butuh sesuatu yang bisa kerjain, adakalanya saya merasa saya butuh waktu lebih dari 24 jam sehari, kadang-kadang nggak enak kalo ngerasa nggak cukup waktu kayak gitu, tapi itu jauh lebih baik daripada bosan-bosanan, karena kalo bosan, semua yang nggak pengen diingat jadi teringat, ya karena sendiri, mau ngomong sama siapa, pikiran, kan ya?

Only boring people feel bored, well I guess I'm one of that boring people, saya tau itu benar, saya bukan siapa-siapa yang bisa punya kehidupan yang luar biasa, nggak usah deh ngomongin soal orang-orang yang umur 20 tahunan udah jadi milyarder, cukup sama orang-orang yang punya banyak kegiatan aja, yang enerjik, saya merasa sangat tidak produktif dan merasa diri nggak bisa diandalkan, jadinya, saya kangen sama keluarga, sama mamak saya, and it's killing me so much, saya udah berusaha menjauh dari mellow-mellow dan galaunisasi semacam itu, dan waktu-waktu kayak gini memang lagi muncul-munculnya perasaan itu.

Tadi pagi bangun jam tujuh lewat, nyoba ulur-ulur waktu buat bangun pagi dengan sikap bodo amat ala saya -____- terus nyuci baju-baju kotor lalu mandi, and here I am, di depan laptop udah setengah harian, pengen ke tempat kawan, ya mau ngapain juga, mungkin mereka lagi ada acara lain, I feel so lonely here, so funny, I'm surrounded by hundred of people and still feel lonely, that's my problem, I hate weekend so much in here, nggak usah deh ada weekend biar ke kampus setiap hari dan jumpa teman-teman trus ada sesuatu yang bisa dikerjain, tuh, aneh kan? AAAAAKHHH, rasanya pengen teriak aja, iya, pengen teriak aja, padahal buku-buku disamping udah teriak duluan minta dibuka dari tadi, tapi selama seminggu ini saya malesnya kebangetan, tugas berlembar-lembar folio ditelantarin, dan selalu kerjainnya pas udah dekat mau kumpul.

I need you, mom, aku kangen sama momen-momen masak sama mamak, bikin kue, sama kakak juga, kadang-kadang ketawa sendiri kalo dipikir-pikir, di rumah itu selalu aja banyak kerjaan, nggak abis-abis, apalagi mamak saya yang nggak pernah bisa diam tanpa ngerjain sesuatu, saya kangen kakak saya, my sister is my bestfriend, dia bisa jadi teman paling baik saya kapanpun, yah, mungkin kita udah gede sekarang dan diapun udah punya anak dua, tapi dia tetap jadi tempat untuk saya buat cerita apapun. Saya kangen abang saya yang jauh di Nagan Raya sana, saya kangen keponakan-keponakan saya.

Saya kangen ayah, kangen hidup saya dulu sebelum semuanya berubah.

Oke, life must go on, daripada tulisan ini jadi penuh pertumpahan air mata mendingan saya buka buku-bukunya sekarang deh, glad finally I can open my blog whenever I want to. :)

Friday, September 13, 2013

"Kenapa sabar itu indah? Karena sabar adalah milik hati..."

Bye Bye Bintit :p

Thursday, September 12, 2013

Selamat siang, bloggies, selamat hari jum'at. Seru ya, masih setengah hari jum'at udah terasa weekendnya, biasanya hari jum'at itu selalu penuh, tapi, berhubung mata kuliah umumnya di cancel dan mata kuliah ilmu alamiah dasar dosennya berhalangan, so, disinilah saya, dengan koneksi internet yang cepet sekali alhamdulillah ini, mau berbagi sedikit info yang saya dapat barusan.

Bintit, iya, infonya soal bintit.

Saya sekarang lagi bintitan, atau kita sering nyebitnya bintilan? Saya nggak tau apa bintit sama bintil itu sama tapi kayaknya beda deh ya, tapi orang Aceh, termasuk saya, kalo ditanya itu kenapa, pasti jawabnya, bintilan, terus yang nanya mesem-mesem sambil bilang "Ngintip siapa hayoooo?" 
Apa hubungannya cobak? Tapi dulu waktu kecil saya percaya-percaya aja, tapi sekarang nggak lagi karena udah sering bintitan. -____-
Anehnya, bintit saya ini udah lama banget, malah sebelum liburan panjang bulan ramadhan dan lebaran kemaren (sekitar awal juli) udah ada, ini bukan pertama kalinya, tiga tahun lalu di tahun 2010, saya masih kelas dua SMA mau naik kelas tiga, saya sempet bintitan lamaaaaa banget, berbulan-bulan nggak sembuh-sembuh, udah nyoba ke beberapa dokter, dan ada yang iseng bilang kalo saya harus diet sedikit (berat saya nyampe 55 kilo pas SMA -____-) itu gendut, dengan tinggi yang semampai (semeter nggak sampai) gini.




yang kiri, nggak keliatan kayak bintit kan?


Ini 2010 juga, jangan liat editannya, iya dulu saya alay :p


ini juga, lama kelamaan dia nipis sendiri gitu, tapi malah keliatan kayak kurang tidur.

Bintit yang sekarang lain lagi, pas lebaran kemarin lebih mengerikan lagi, dengan berat badan naik, percaya nggak kalo semakin naik berat badan maka semakin gede bintitnya? Nggak tau kenapa, saya percaya aja, ini fotonya:

tapi sekarang di mata sebelah kanan -____-

Itu pas beratnya nyampe 50 kilo lebih, yaps, servis di rumah sendiri memang -___-, ini foto yang baru diambil kemaren.

tuh kan bintitnya agak lebih kecil, berat sekarang udah turun lagi yeyeyeye
kenalin itu disamping namanya dekyayan :)))



**********

So, here we go.

Bintitan atau dalam istilah kedokterannya disebut hordeolum bukanlah disebabkan karena kebiasaan mengintip seperti yang sering disebut-sebut dalam mitos. Benjolan kecil pada pinggir kelopak mata ini kerap disertai rasa gatal dan nyeri, yang kemudian dapat bertambah besar layaknya bisul.




Penyebabnya adalah peradangan muara kelenjar pada lapisan kelopak mata atas maupun bawah dimana terdapat produksi cairan yang berguna untuk fungsi air mata dan keringat. Apabila muara kelenjar itu tersumbat oleh kotoran seperti debu, make-up, dan lainnya; maka timbulah bintitan. Peradangan ini bisa terjadi tanpa atau dengan adanya infeksi bakteri.
Pengobatannya:
Penanganan pertama pada bintitan adalah dengan memberikan kompres hangat sambil memijit bagian kelopak yang mengalami bintitan. Kompres hangat akan melunakkan sumbatan yang mengeras sehingga mempercepat penyembuhan. Cara ini cukup efektif dan umumnya bintitan akan membaik dengan sendirinya. Penanganan lainnya adalah dengan antibiotik oleh dokter. Apabila bintitan ‘membandel’ dan tetap tidak mengempis, dokter bisa merekomendasikan insisi atau pembedahan untuk mengeluarkan penyumbatannya.

Tips:
Kebiasaan seperti mengucek mata saat tangan kotor adalah kebiasaan kurang baik yang harus dihindari, karena kuman yang berada di telapak tangan akan masuk ke dalam mata dan dapat memicu terjadinya bintitan. Daerah kelopak mata juga harus rutin dibersihkan untuk menghilangkan debu dan minyak menumpuk. Bagi pemakai lensa kontak, ada baiknya menghentikan pemakaian sementara sampai kondisi membaik.



So, bagi yang sering pake eye-liner itu sebenernya harus bener-bener dibersihin biar gak ada muara kelenjar yang tersumbat, dan untuk kasus bintit yang lama banget gini saya nggak dapat di google lagi -___- kayaknya emang harus dibedah *pasrah*


*********

++ sources : Optik Melawai
++ pic sources: el-vonix

We'll Keep Turning Up The Radio

Wednesday, September 11, 2013



"When it's you and me, we don't need no one to tell us who to be, we'll keep turning up the radio..." Nonton videonya udah dari kemaren-kemaren sih, cuma berhubung baru download semalam, hari ini jadi nge repeat terus-terusan dan masih belum bosen :)

Kadang-kadang kalo aku lagi ngerasa badmood, bad day, dan segala hal sering menempatkan aku di posisi sulit, aku sering ngerasa bakal ada suatu hari yang lain, dimana hari itu aku bisa seneng sepanjang hari, bebas dan menikmati segala hal, I believe there is a happy ending, and girls love happy ending, aren't we? Beberapa minggu ini, aku selalu seperti mengkhayalkan hal itu buat terjadi lebih cepet, udah agak bosen dengan stok kesabaran yang nggak banyak lagi, I have a not-so strict life, but strict minds, the most complicated minds caused me tired, kelelahan tanpa sebab, not free, so, I decided to do what I love, I began thinking that what I love will so uncomfort others, there is a war in my head everyday I'm so tired.
Kayak pepatah yang mengatakan kalo kita harus bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, itu beneeeer banget, udah banyak bukti-bukti kecil yang aku dapat sepanjang dua puluh tahun hidup :D Dan aku percaya, apa yang aku jalanin sekarang adalah kesakitan yang akan melahirkan kesempatan dan kebahagiaan besar di masa depan, so I keep quite, I'm keeping faith, dan berusaha sedikitpun untuk tidak mengeluh walaupun kadang iri melihat teman-teman yang mendapat celah kesempatan yang lebih baik dan aku pun bisa tapi nggak dapat itu, yah, aku cuma lagi menjalani satu tahap kehidupan aja sih, dan selalu bersyukur atas apapun :)

Happy And Only Happy

Tuesday, September 10, 2013



How is life?
Kembali dalam rutinitas seperti biasa setelah libur yang panjaaaang sekali (terpanjang yang pernah saya rasain :D) memang perlu adaptasi lagi, apalagi di semester ini mata kuliah akuntansinya udah lebih banyak, minggu pertama udah dapat banyak tugas, saya sadar satu hal, untuk mempertahankan IP, nggak mungkin saya main-main lagi, what I've just scared in the new semester is, how to keep my IP -_____- jadi, saya jarang update, sekali-kali mau update, aku nggak tau harus bahas apa, seperti yang bisa kalian liat kalo explore blog ini, aku emang orangnya ngebosenin, tapi seriously udah seminggu kuliah ini, yang aku pikirin hanya gimana bisa menyesuaikan diri buat sibuk-sibukan lagi sama tugas kuliah (yang aku bisa liat, bakal lebih susah karena aku juga bukan yag jago eksakta, eh nggak gitu juga karena aku di akuntansi sih, cuma nggak terlalu pinter ngitung-ngitung :D)
Saya udah setahun jauh dari keluarga buat kuliah jauh, nggak terlalu jauh sih, cuma 6-7 jam-an dari Banda Aceh, hehe, iya bener, di Universitas Malikussaleh di Lhokseumawe, cuma masih belum terbiasa ngapa-ngapain nggak ada keluarga dan nggak berada di rumah sendiri hehe, but it's fine, temen-temen disini juga nggak kalaaaah asik sama temen-temen di Banda, walaupun tempat buat jalan-jalannya nggak banyak kayak di Banda dan I occasionally feel like I didn't feel any senses like I felt much in Banda, yeps, like visiting beach, there are no such beauty beach I visited here as same as in Banda, but it probably because I was not so observed hehe, maybe, dan diatas segalanya, jajanan enaknya lebih muraaaah dari di Banda Aceh, it means, heaven.

Dear love, sebenarnya aku bikin catatan ini buat kamu sih, cuma nggak tau mulai dari mana, apa harus kita mulai dengan galau-galaunya anak SMP lagi? Hahaha, nggak ah, I've grown up, YANG TERPENTING adalah aku nggak galaaau ya! Dan kenapa juga asal mau nulis itu keingetnya ya kamu itu terus sih ya, postingan disini kebanyakan kemehe-mehenya dan aku sadar banget akan itu serius! :D HAHA IYA BESOK DIKURANGIN! :P *gigit bantal*

Why I'm writing today because today is important to me, I don't know that you also think the same way, but I hope and I really know you do hehe :p so I listened to that westlife's song a lot today (God, why can't we just use bahasa? -___-)

Semakin jauh aja, dan semakin nggak terasa kalo long distance relationship itu nyebelin, cukup kamu ada aja sih, nggak perlu harus ketemu tiap hari juga kan, masih inget postingan di blog Alex waktu itu kan? Tapi hari ini rasanya kayak kita harus ketemu aja (kecentilan ya :@) tapi di satu sisi sih, karena emang udah mulai sibuk lagi sama kuliah, aku nggak terlalu mikirin ini, tapi ini penting, ya nggak?

Happy anniversary yang kedua yaaaaaaa! :)) *Bakar kembang api* 

Dari beberapa hari yang lalu, otak aku (yang rada error itu) udah ngeflashback semua kejadian di tanggal 10 september tahun 2011 lalu, cekikikan sendiri bayanginnya, dan nggak kerasa juga udah dua tahun ya, salah satu alasan nggak terasa udah dua tahun aja ya karena sebelum dua tahun juga kita udah sering bareng hahahahha jadi rasanya udah lamaaaaaa sekali, dan lucunya juga, anniversary pertama juga kita nggak bareng, tapi apa itu penting? Kita kan nggak masuk kategori anak gaul jaman sekarang kan ya, kenapa harus dipusingin, kenapa juga harus posting di blog ya hahaha.

Satu alasan aja kenapa aku posting ini, cumaaaa karena aku kira ini penting buat aku, ya untuk sekedar mengingat aja apa salahnya kan, karena kita juga nggak komunikasi sama sekali! I appreciate your effort to contact me in your strict schedule and your very strict dorm, I REALLY APPRECIATE IT, I became 'crazy' when sometimes I need to talk when I was desperate and you were not in there, but it's okay, we are always okay, aren't we?

Sudah banyak sekali yang kita lewatin bikin aku pengennya ngelewatin segala hal aja deh sama kamu hehe, maaf ya kenapa makin lama semakin menggelikan gini, I just need you to know I only need you I mean, note this :p dan ini lagi coba buat nggak dengar lagu westlife itu lagi kalo nggak mau nangis, aku juga tau kalo kamu pasti nggak punya waktu buat buka blog ini kan ya? Oke, but this is still a great decision to write this. :)


I only need you to know that I always love you, happy anniversary to us, there is nothing like you and I.

yes, you are my best, my very best friend, and boyfriend.


sorry for making this nonsense writing, I needed to do this. 
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS