R

Thursday, November 14, 2013

"Kau seperti, nyanyian dalam hatiku 
yang memanggil rinduku padamu,
Kau seperti udara yang ku hela,
Kau selalu ada." 

Aku sering berhenti melakukan apa saja yang sedang aku lakukan kalau aku menangkap bola matamu memandang lurus kearahku, sudah lama, dan masih salah tingkah, ingin sekali tidak memamerkan senyum tapi tinggallah bibirku yang tertarik sendiri menyunggingkan senyum, hari itu, adalah kesekian kalinya kita bisa ngumpul berdua setelah beraktivitas sama-sama, di kampus masing-masing, dengan rutinitas masing-masing.

Tentu saja itu dulu, sejak belum sekalipun mempermasalahkan jarak.

Hari itu berbeda ketika kita sangat menikmati apa yang sedang kita lakukan, hamparan biru di depanku dan ada kamu, sudah cukup, aku ingin menikmatinya dengan diam saja tapi bukan aku namanya jika tidak terus mengoceh, kadang kau menyunggingkan senyum atau sesekali tertawa, nonsense, apakah kau berpikir seperti itu?

Aku rindu, pada laut, yang selalu menjadi tempat nomor satu paling sering kita nikmati bersama, dulu, aku tidak pernah tau jika ada orang lain yang memandang gugusan biru itu sama sepertiku, kita sering membicarakan mimpi, masalalu, segala hal, mungkin terdengar garing sekali pada orang lain tapi untukku itu slalu menjadi topik nomor satu, ombak bergulung riang disambut oleh suara mesin kapal yang dihidupkan, pagiku, bersamamu, pernah kita habiskan di tempat itu, sekedar berjalan, melihat biru, lalu bercerita lagi, sekedar menoleh ke belakang, atau aku, yang begitu bersemangat bercerita tentang hal yang akan datang nanti.

Aku selalu dilanda rindu, tentangmu, tentang laut biru, tentang tawa dan canda bersama, tentang perjalanan yang tidak akan ada titik ujungnya, roda-roda yang berputar, membawa kita menyusuri segala tempat yang kita inginkan dan kita mulai bangun cerita baru, di hari itu, di hari yang lainnya. Aku rindu, pada senyum menentramkan nan misterius, tentang tawa lepas yang kadang mengejek, tentangmu, yang selalu ku rindukan, tentang hari yang belum terbenam, kita menikmati panas ataupun hujan.

Tentang kata-kata manis, atau ocehan-ocehan membosankan (yang selalu terbanyak dari aku), rindu ketika kau diam, terkadang panik, terkadang marah.

Rindu, pada kota pertama tempatku mengenal angka, rindu pada Ibu, yang selalu membasuh perih, rindu padamu, yang selalu menentramkan dan mengerti aku.

Hanya itu, hanya aku rindu.

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS