Desire Less

Monday, March 17, 2014

pic source

Menurut Buku ESQ-nya Ary Ginanjar Agustian, ada tiga tipe orang, yang pertama adalah orang yang sibuk menyalahkan nasib dan mengutuk diri sendiri tanpa pernah melakukan apa, kedua, adalah mereka yang berbuat tapi selalu merasa sudah berbuat banyak, dan mengeluhkan kenapa nasib masih menempatkan mereka disitu-situ aja, dan ketiga, adalah kelompok pencapai tujuan, yang jarang mengeluh, selalu mendengarkan kata hati, dan positif akan hidupnya.

Nasib itu ada bukan untuk disalahkan, tapi untuk diperbaiki, setuju? Kata orang, kalo mau pinter, ya belajar, mau kaya, ya banyak nabung, mau cantik, ya perawatan, dan banyak lagi, but actually it was not that simply, prakteknya nggak pernah semudah itu, ada seribu satu macam alasan yang bikin kita selalu ngeluh ditengah-tengahnya, setidaknya sekali dalam hidup kita pernah nanya ke diri sendiri, "Kenapa udah berbuat banyak, rasanya masih belum cukup, rasanya masih disini-sini aja.".

Apa mungkin rasa 'cukup' itu hanya dalam versi kita? Kali aja orang berusaha jauh lebih lama, kali aja mereka mengorbankan jauh lebih banyak, mereka mengabaikan keluhan dan terus berjalan, gimana caranya? kali aja mereka merasa nggak ada gunanya nangis-nangisan di kamar mandi atau ngabisin setengah jam waktu buat nangis sebelum tidur, karena kalo kesempatannya buat kita, maka akan datang dengan sendirinya.

Have you tried to desire less? Dengan tidak menginginkan apapun terkadang kita merasa sudah cukup, merasa kalo kita sudah melakukan yang terbaik tapi kesempatannya saja yang belum berpihak pada kita, berfikir kalo, kesempatan lain akan ada untuk kita jadi nggak masalah kalo kita belum dapat yang satu itu.

To feel enough is sometimes to desire less, to cut some parts of our dream list, have you feel enough, people? :)

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS