Ku buka diaryku,
Kadang ingin menyinggungmu dengan sepatah dua patah kata
yang pernah ku tujukan kepadamu
Kadang hanya ingin mengulang,
masa-masa yang telah lalu
Kadang hanya ingin melihat wajahmu,
Yang ku ukir manis dengan kata dibawahnya
Kadang aku ingin mengingat,
Segala hal yang pernah kita lewati
Ku lewatkan beberapa lembar,
Karena tetesan itu mulai mengalir lagi,
Satu detik, dua detik, hingga kemudian deras
Menyapu keresahan di malam pekat mencekam
Seketika memori membawaku berkelana
Ketika itu, denganmu
Suatu sore ketika tanah basah, hujan baru saja turun
Kita berkeliling,
Mengitari seputara pemukiman
Aku tertawa, kau fokus, melaju dengan vespamu
Vespa hijau tua
Atau beberapa waktu dimana
Kau menunggu di luar gerbang sekolah
Dengan kemeja berkerah merah jambu.
Menjemputku pulang
Sering dimana kita menghabiskan siang di tempatmu mencarikan kami kehidupan
Terik, dengan langit berwarna biru muda, cerah
Teringat waktu kecil dulu,
Kau pulang membawa kue mini dengan gula-gula warna-warni
Atau seringkali mencarikan apapun untukku, dimanapun, segalanya.
Untukku.
Kau berwujud malaikat dengan tangan kasar,
Bekas kerja keras,
Simbol pantang menyerah,
Meski sering kalah
Lekuk bibirmu terkatup,
Menyisakan tanda kau terlalu tertutup
Matamu yang coklat keabuan,
Letak pekat keletihan berabad
Teringat dimana aku sering mengabaikan,
Hal benar yang kau utarakan
Dimana aku sering kalah,
Karena padamu ku sering salah
Dimana akhirnya kita berpisah, dan aku mulai menanti hari itu
Aku mulai meniti jalan ke depan dengan harapan,
Di hari itu aku kembali dipertemukan denganmu,
Kan ku ceritakan padamu tentang mimpi
dimana yang dulu sering kita bagi,
Sudah ku penuhi
Keresahanku menenggelamkanku lagi, ke memori lama itu
Yang menggambarkan tawamu, senyummu, amarahmu, tatapanmu
Menceritakan banyak hal tentangmu
Ayah,
Aku rindu,
Teramat rindu..
No comments:
Post a Comment