Innalillahi
wa inna ilaihi raji'un...
Memang usia,
nasib dan takdir nggak bisa ditebak, setahun dua bulan yang lalu ditinggal Ayah
dengan sangat tiba-tiba, beliau pulang dari sholat isya dan terjatuh di teras
lalu meninggal, apa yang sudah aku pahami sejauh ini? Yang aku tau, aku belom
siap, waktu itu dua minggu sebelum Ujian Nasional SMA, dan di hari-hari itu aku
sering ngobrol panjang sama Ayah tentang jurusan-jurusan yang mau di ambil di
kuliah (dan, sering kesel karena ngerasa Ayah nggak ngerti apa yang aku mau,
how I regret it) malah malam jum'at (Ayah meninggal di malam besoknya),
Ayah masih ngajakin aku buat duduk ngobrolin ini-itu, kalo nggak salah aku lagi
takut dimarahin Ayah karena pulang telat sorenya, jadi lebih milih menghindar
dan bilang kalo besok ulangan, padahal nggak ada apa-apa besoknya, malah dapet
nilai jelek atas kerja yang 'lumayan bagus' di pelajaran TIK yang bikin
uring-uringan sepanjang hari jum'at itu (malamnya Ayah pergi), how can I say I
regret it, I don't know anything, don't understand everything, aku capek
ngadepin tahun 2011 karena sepanjang tahun kerjaannya cuma nangis, malah kadang
sampe sekarang, ketika banyak waktu yang lebih banyak 'jatuhnya' daripada
bangkit, masih banyak
sekali waktu yang pengen aku abisin sama Ayah, I wanna share my life more and
no one could understand as good as Him :)
Dan hari
ini, satu kasi pekapontren kantor Depag (tempat aku magang), meninggal yang
bener-bener secara tiba-tiba, baru aja becanda-becanda jum'at kemarin, dan
beliau pun keliatan seger-seger aja, jadi, kebanyakan staf lagi ke Batam buat
acara Perkemahan Pramuka Santri, dan beliau adalah ketua kontingen Aceh, Kasi Pengembangan Santri
Pekapontren di Kanwil Kemenag Aceh, disini aku udah nemuin orang-orang seperti
keluarga, dan walaupun belom dua bulan magangnya, aku ngerasa kehilangan.
Banyak teori
tentang kematian, perginya seseorang dengan tiba-tiba, pasca meninggalnya Ayah
aku banyak browsing di situs-situs psikologi, banyak juga yang 'nganjurin' buat
ikhlas, ikhlas, dulu kalo liat atau denger kata-kata ini maknanya biasa, tapi
sering bikin melamun setelah meninggal Ayah karena mikirin kata-kata itu, aku
nggak ngarepin Ayah balik lagi dan kita sama-sama lagi (Well, sometimes, ada),
cuma nggak abis pikir kenapa harus secepet itu, aku belum lagi make toga di
depan beliau, ironisnya lagi, belom pernah memperlihatkan ijazah SMA.
Well, look
around, mungkin cuma itu yang sering terlintas di kepala kalo mikirin ini, I'm
still having a great family, uncomparable Mom, Brother and Sister, jadi nggak
banyak yang harus dipertanyakan lagi dan lagi sama Tuhan walaupun kadang, I
keep asking, jauh di luar sana, banyak anak-anak kecil yang nggak kenal orang
tuanya, mungkin orang tuanya udah nggak ada pas mereka lahir, atau yang lebih
nyakitin, mereka memang sengaja dibuang dari kecil.
Look around
(again), di saat hidup paling pelik sekalipun tetep liat ke sekitar, they grow
up, mereka hidup dengan jalannya masing-masing, lebih berat malah, orang bisa
keliatan sangat miskin ketika mereka nggak mensyukuri anugerah, ketika Ayah
pergi, aku juga mikirin ini berkali-kali, I'm a dreamer, and one of my biggest
dream is making my both parents proud, poor me, I can't, tapi balik lagi ke
anugerah tadi, semua udah ada jalannya, semua yang masih stay di kamu sampe
saat ini adalah takdir yang harus dijalanin, disyukurin, kalo musibah, siapa
yang bisa nolak, orang sakit parah di rumah sakit, mereka yang punya segalanya
tapi nggak pernah ngerasain hidup itu seperti apa, and look back at yourself,
banyak muncul at least-nya kan, me at least, I have fantastic friends and life,
I couldn't ask God for more :)
Turut
berduka cita sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ibu Zuryani, semoga amal ibadah
beliau diterima di sisi-Nya, dan dihapuskannya segala kekhilafan dan dosa-dosa
beliau, semoga keluarga yang ditinggalkan tetap tabah.
No comments:
Post a Comment